Daftar Isi
Pengertian Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan penyebab paling sering dari penyakit radang sendi kronis yaitu gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi serta adanya kelainan inflamasi terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan keletihan yang terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai lanjut usia. Namun risiko akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Sya’diyah, 2018):36 dan (Asikin, 2013):36
Patofisiologi Rheumatoid arthritis
proses inflamasi akan membuat sendi sinovial menjadi edema, kongesti vaskular dengan pembentukan pembuluh darah baru, eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan akan membuat sinovial menjadi tebal, terutama pada kartilago.
Persendian yang meradang akan membentuk jaringan granulasi yang disebut dengan pannus. Pannus akan meluas hingga masuk ke tulang subkondrial. Jaringan granulasi akan menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago. Kondisi ini akan membuat kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Jika kerusakan kartilago sangat luas, maka akan terjadi adhesi di antara permukaan sendi, dimana jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Keruskan kartilago dan tulang dapat menyebabkan tendon dan ligamen menjadi lemah, serta dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendiaan. Invasi dari tulang subkondrial dapat menyebabkan osteoporosis setempat.
Lama proses artritis reumatoid berbeda setiap orang. Hal ini ditandai dengan adanya serangan dan tidak ada serangan. Sejumlah orang akan sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi, sedangkan orang yang memiliki faktor reumatoid (seroposotif), maka kondisi yang dialaminya akan menjadi kronis yang progresif. (Asikin, 2013): 37
Etiologi Rheumatoid arthritis
Menurut (Sya’diyah, 2018):206 dan (Asikin, 2013) :36
- Faktor kerentanan genetik.
- Reaksi imunolog
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin wanita lebih sering
- Reaksi inflamasi pada sendi dan tendon.
- Proses inflamasi yang berkepanjangan.
- Kepadatan tulang
Tanda dan gejala
Pada penderita saat mengalami serangan biasanya ditemukan gejala klinis yaitu (Asikin, 2013):39 dan (Sya’diyah, 2018):210
- Nyeri persendian disertai kaku terutama pada pagi hari. Kekakuan berlangsung sekitar 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehar
- Muncul pembengkakan,warna kemerahan, lemah dan rasa panas yang berangsur-angsur.
- Peradangan sendi yang kronik dapat muncul erosi pada pinggir tulang dan dapat dilihat dengan penyinaran X-ray.
- Pembengkakan sendi yang meluas dan simetris.
- Hambatan gerakan sendi, Gangguan ini biasanya semakin bertambah bera dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya nyeri.
- Sendi besar kemungkinan juga dapat terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi atau ekstensi.
- Perubahan gaya berjalan. Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut berkembang menjadi pincang. Gangguan bejalan merupakan ancaman besar
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien rheumatoid arthritis menurut (Asikin, 2013):40
Pemeriksaan laboratorium
- Laju endap darah meningkat
- Protein c-reaktif meningkat
- Terjadi anemia dan leukositosis
- Tes serologi faktor reumatoid positif (80% penderita )
Aspirasi cairan sinovial
Menunjukkan adanya proses inflamasi ( jumlah sel darah putih >2000µL). Pemeriksaan cairan sendi meliputi pewarnaan garam, pemeriksaan jumlah sel darah, kultur,gambaran makroskopis.
Pemeriksaan radiologi
Menunjukkan adanya pembengkakan jaringan lunak ,erosi sendi, dan osteoporosis tulang yang berdekatan.
Komplikasi
Menurut (Sya’diyah, 2018):212 komplikasi yang mungkin muncul adalah:
- Neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi di tangan dan kaki.
- Anemia
- Pada otot terjadi myosis,yaitu proses granulasi jaringan otot
- Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli. Trombemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku
Penatalaksanaan medis
Ada beberapa penatalaksaan medis ,antara lain (Hidayatus sya’diyah, 2018:212) dan (Asikin, 2013):41
Pengobatan farmakologi
1) Obat anti-inflamasi nonstreroid (OAINS)
2) Disease-modifying antirheumatic drug (DMARD)
3) Kortikosteroid
4) Terapi biologi
Pengobatan non farmakologi
1) Istirahat
2) Latihan fisik
3) Nutrisi : menjaga pola makan seperti :diet rendah purin
4) Mandi dengan air hangat untuk mengurangi nyeri
5) Konsumsi makanan yang tinggi protein dan vitamin
6) Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cidera
7) Kompres air es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri