Namaku Adrian, Aku seorang siswa kelas enam yang menurut guru-guruku aku salah satu orang yang pintar, aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Mempunyai orang tua yang menyayangiku itu sudah cukup bagiku.
Ibuku orang tua sekaligus teman bagiku, karena aku selalu bersama ibuku kemanapun ibuku pergi, waktu berjalan dengan kebahagiaan sampai akhirnya ibuku jatuh dan tak sadarkan diri. Aku berusaha untuk membangunkan ibuku tapi tidak ada respon dari ibuku. Aku menangis sambil teriak”ibu bagun, ibu bangun”. Namun tak ada jawaban.
Aku bergegas berlari mencari orang untuk membantu ibu ku. Sambil berlari keluar aku teriak “tolong, tolong, tolong ibu ku pingsan ucapku sambil menangis.
Mendengar teriakanku pada tetangga berdondong-bondong datang untuk melihat kondisi ibuku. Pak Amin adalah tetangga terdekat dari rumahku. Dia bertanya kepadaku “apa yang terjadi sehingga ibumu bisa pingsan seperti ini?” lalu aku menjawab “aku tidak tau tiba-tiba ibu jatuh dan tidak sadarkan diri” ucapku sambil menangis.
Melihat kondisi ibu yang terus tak sadarkan diri segera Pak Amin memanggil mobil ambulance. Setelah mobil ambulance datang kami bergegas untuk membawa ibuku kerumah sakit. Stelah ibuku di tangani oleh dokter. Pak Amin menelpon ayahku untu segera datang.
Setelah lama kemudian, karena lokasi tempat ayahku bekerja cukup jauh dari rumah sakit, ayaku tiba dan akupun bergegas berlari sambil teriak dan menangis “Ayah,ayah,ayah ibu ayah”, ayah pun memeluku dan berkata “tidak apa-apa nak, ibu akan baik-baik saja, doakan supaya ibu cepat sembuh”.
Beberapa waktu berlalu dokter memanggil ayahku,
“dengan keluarga ibu Mia” tanya dokter
“iya dok, saya suaminya” ucap ayahku
“Bagaimana kondisi istri saya dok” sambung ayahku dengan cemas
“ibu mia tidak apa-apa hanya kecapean, dan selamat istri anda tengah hamil” ucap dokter
” terima kasih ya dok” sambil tersenyum kepada dokter
“iya sama-sama, dijaga ya calon bayinya”kata dokter
“iya dok” jawab ayahku sambil tersenyum
Dokterpun segera meninggalan kami.
Kamipun masuk ke ruangan dimana ibu dirawat, ibupun tersenyum melihat kami datang…..kamipun bergegas membawa ibu pulang kerumah…
Saya senang karena sebentar lagi akan mempunyai adik, ya karena selama ini hidup sebagai anak tunggal itu tidak sebahagia yang orang lain pikirkan. Karena tidak ada tempat berbagi keluh kesah walaupun ada orang tua yang kita anggap teman.
Waktu berjalan begitu cepat hingga akhirnya adik yang ku tunggu lahir kedunia. Dia adalah marsa. Adik perempuanku, dia tampak cantik dan imut. Akupun iut membantu ibu untuk menjaga adikku, karena aku tau pekerjaan ibuu sudah berat ditambah lagi harus menjaga adik dan aku.
Satu impian terbesarku yaitu membahagiakan keluargaku ayah, ibu dan adikku. Maka dari itu untuk mencapai itu saya harus belajar dengan giat untuk dapat menggapai cita-citaku
abyadi.com