Sampah merupakan masalah yang tengah ditangani diolah menjadi sesuatu yang berguna. Karena apabila sampah tersebut tidak dimanfaatkan atau dikelola dengan baik akan berdampak buruk bagi lingkungan khususnya sampah plastik. Sampah plastik merupakan sampah yang memiliki jangka waktu yang lama agar dapat terdaur ulang dibandingkan dengan limbah-limbah yang lainnya.
Penggunaan plastik dipilih karena mudah ditemukan dan memiliki daya tahan yang tidak mudah rusak dengan harga yang murah. Perkembangan pemakaian plastik di Indonesia melonjak, seiring melonjaknya dunia bisnis yang lebih memilih menggunakan plastik sekali pakai karena dinilai lebih praktis, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi bagi lingkungan.
Menurut penelitian greenpeace indonesia, pemakaian plastik di Indonesia meningkat signifikan yakni 22,74% pada enam bulan diawal tahun 2019. Merebaknya makanan dan minuman siap saji berpotensi akan menambah limbah plastik menjadi lebih memprihatinkan apabila tidak dikelola dengan baik.
Ditengah kesadaran masyarakat yang masih rendah, akan banyak dampak yang ditimbulkan apabila limbah plastik ini tidak di kelola dengan baik. Untuk itu, peran pemerintah, pecinta lingkungan serta seluruh masyarakat diharapkan agar memiliki kesadaran dalam penggunaan plastik sekali pakai.
Dilansir dari BBC Indonesia, bahwa selama pandemi covid-19 jumlah layanan GoFood meningkat mencapai 20% sedangkan melalui layanan GrabFood juga meningkat sebesar 4% dan maraknya belanja online di Jabodetabek diperkirakan mengalami kenaikan 1-10 kali/bulan.
Melonjaknya bisnis online juga menyumbang sampah plastik seperti plastik pembungkus, selotip, dan bubble warp diperkirakan juga meningkat sebesar 61% sampai 96% dari pemakaian sebelumnya,(menurut survei LIPI pada bulan april sampai mei 2020.
Guna menekan lonjakan penggunaan plastik sekali pakai. Mulailah dari diri sendiri untuk mengurangi memakai plastik sekali pakai demi masa depan yang lebih baik dan mulailah dari sekarang.