Sikap Utama Guru Kepada Peserta didik
Sikap guru dalam menghadapi persoalan baik dalam menghadapi anak didik, teman-teman sesama guru, dan sekolah itu sendiri akan dilihat, diamati dan dinilai oleh pesertadidik.
Cara guru berpakaian, berbicara, berjalan dan bergaul juga merupakan penampilan kepribadian yang lain, yang mempunyai pengaruh terhadap peserta didik. Termasuk pula dalam masalahan kepribadian guru itu, sikap dan pandangan terhadap fungsinya bagi peserta didik.
Guru merupakan figur pengganti orang tua bagi anak-anak di sekolah, yang memberikan andil yang besar dalam tumbuh kembang mereka. Guru akan memberikan perlindungan, pengajaran dan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendukung. Berikut adalah beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru:
- Tegas Berwibawa
Sikap tegas dan berwibawa sangat dibutuhkan seorang guru. Guru adalah seorang pendidik, tidak hanya sebagai penyampai materi saja. Guru juga menjadikan peserta didik pintar dan harus berkepribadian baik. Dalam bersikap pun guru harus tegas karena jika tidak, akan disepelekan oleh peserta didiknya.
Sikap berwibawapun juga penting, meski jangan menjadikan hubungan yang kaku antara guru dan peserta didik. Ketegasan diperlukan ketika membutuhkan suatu kedisiplinan. Wibawa dibutuhkan agar disegani peserta didik.
Wibawa bukan untuk menjaga jarak antara peserta didik dan guru melainkan apa yang disampaikan guru itu lebih bernilai. Seperti seorang pemimpin juga dibutuhkan kharismatik untuk menjadikannya nilai lebih. Wibawa itu penting agar guru dihormati siswa, sehingga apa yang disampaikan tidak disepelekan.
- Memberi Contoh dengan Tindakan
Seorang guru mengajar dengan metode ceramah saja tidaklah cukup. Baik itu dalam menyampaikan materi atau mendidik perilaku peserta didik. Kalau ceramah saja akan sulit diingat, ada yang mengatakan “masuk telinga kanan, keluar telinga kiri“.
materinya sekadar melewati telinga saja. Bagaimana mungkin sesuatu yang hendak ditanamkan akan membekas dan mempengaruhi kehidupannya nanti.
- Percaya diri
Kewibawaan seorang guru akan runtuh ketika peserta didik mendapati gurunya tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana ia mengkomunikasikan pelajarannya. Guru seperti ini akan menyampaikan materi dengan penuh kebimbangan dan kurang meyakinkan.
Padahal dalam menyampaikan ilmu, seorang guru harus dapat meyakinkan anak didiknya. Jika seorang guru menyampaikan materi dengan penuh percaya diri, maka peserta didik akan percaya diri pula, mengikuti gurunya. Energi positif yang dibawa guru akan mempengaruhi peserta didik, karena emosi akan mempengaruhi satu sama lain.
- Konsisten
Konsisten adalah sikap yang dituntut untuk tidak berubah-ubah atau plin plan. Guru yang selalu berubah-ubah dalam membuat aturan akan mengurangi rasa hormat para peserta didiknya. Apabila seorang guru akan menerapkan disiplin positif, guru hendaknya menerapkan aturan yang sudah dibuat dan memberlakukan konsekuensi negatif bagi yang melanggarnya.
- Memahami Kejiwaan Peserta Didik
Seorang guru ibarat seorang dokter. Untuk mengobati yang sakit, maka deperlukan dokter yang mengerti jenis penyakit yang diderita serta cara-cara mengobatinya. Begitu pula dengan seorang guru, dalam mengobati jiwa anak didiknya, membentuk akhlak yang baik.
Untuk itu dibutuhkan pendidik yang mengerti akan sifat dasar jiwa manusia, kelemahan dan cara mengobatinya. Ibarat sakit, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi sebelum diobati hendaknya mencegah terjadinya penyakit. Dalam hal ini adalah akhlak anak didik. Sebelum mereka tumbuh dewasa dengan akhlak yang buruk maka sedini mungkin membentuk akhlak yang baik.
Ki Hajar Dewantara merumuskan seorang pendidik itu hendak mempunyai kepribadian: di depan menjadi teladan, di tengah membangun karsa, dan di belakang memberi dorongan.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.