Makalah Lengkap dan Pengetahuan Umum
Indeks

Pola Perilaku Produsen dalam Kegiatan Ekonomi(Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi )

Pengertian, Tujuan, Proses, dan Faktor Produksi

a. Pengertian produksi

Dalam ilmu ekonomi pengertian produksi mengacu pada dua hal, yaitu

  1. produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya;
  2. produksi yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih

Dari uraian di atas, secara keseluruhan pengertian produksi adalah setiap usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau menambah daya guna suatu benda/jasa bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

b. Tujuan produksi

Dengan memproduksi barang dan jasa akan terbuka lapangan kerja dan meningkatkan  pendapatan. Pendapatan yang meningkat mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran.

Oleh karena itu tujuan produksi, antara lain:

  1. memperbanyak jumlah barang/jasa;
  2. menghasilkan barang/jasa yang berkualitas tinggi;
  3. memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan serta perkembangan teknologi;
  4. mengganti barang yang rusak atau habis;
  5. memenuhi pasar dalam negeri untuk kebutuhan perusahaan dan rumah tangga;
  6. memenuhi pasar internasional;
  7. mendapatkan keuntungan;
  8. meningkatkan kemakmuran.

c. Proses produksi

Untuk  menghasilkan produk  dibutuhkan  proses tertentu yang disebut proses produksi. Proses produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan atau menambah manfaat barang/jasa.

Hasil produksi dapat dibedakan atas barang atau jasa.

1. Produk barang

Barang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

  1. barang konsumsi (consumption goods) adalah barang-barang yang langsung dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Misalnya, beras, pakaian, alat tulis, dan perabot rumah tangga;
  2. b. barang modal (capital goods) adalah barang-barang yang berguna untuk menghasilkan barang lain atau barang yang digunakan dalam proses produksi Barang modal tidak dapat dikonsumsi  langsung, tetapi harus digunakan untuk  memproduksi  lebih banyak. Misalnya, mesin pabrik, alat-alat produksi, bahan mentah, dan gedung.

Barang modal dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu

  1. barang modal tahan lama, yaitu barang modal yang tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi,  seperti mesin-mesin, kendaraan, dan gedung;
  2. barang modal tidak tahan lama, yaitu barang modal yang habis dipakai dalam sekali proses produksi, seperti bahan baku, bahan pembantu, dan bahan bakar.

2. Produksi jasa

Produksi jasa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

  1. produksi  jasa yang langsung dapat dinikmati/dirasakan misalnya hiburan, pengobatan, pendidikan, jasa pelayanan, dan jasa perias pengantin;
  2. produksi jasa yang tidak langsung dapat dinikmati, misalnya asuransi, pergudangan, jasa perancang mode, pengubah lagu (pencipta), pengarang buku pelajaran, dan sebagainya.

Produksi jasa ditinjau dari pelakunya dibedakan menjadi dua, yaitu

  1. jasa pribadi  adalah jasa yang diselenggarakan oleh perseorangan, seperti dokter, guru, dan sopir;
  2. jasa kolektif adalah jasa yang disalurkan oleh masyarakat atau Misalnya, jasa kolektif rumah sakit, sekolah, areal parkir, jalan, dan bendungan.

Proses produksi mempunyai tahapan-tahapan. Ada tahapan yang paling sederhana, yaitu proses produksi langsung dan proses produksi tidak langsung. Proses produksi langsung menghasilkan barang-barang konsumsi, sedangkan proses produksi tidak langsung disebut oleh Von Bohm Bawerk sebagai proses produksi  berputar  (round  about production process). Proses produksi berputar ini memakan waktu. Oleh karena itu, disebut dengan consuming production process.

D. Faktor produksi

Untuk melakukan kegiatan produksi diperlukan bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya produksi, yaitu tanah atau sumber daya alam, tenaga manusia, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan atau keterampilan tertentu. Semua unsur-unsur  tersebut dinamakan faktor-faktor produksi. Jadi, faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha memperbesar nilai barang/jasa.

Dalam ilmu ekonomi faktor produksi terdiri dari empat macam, yaitu

  1. tanah atau sumber daya alam (natural resources);
  2. tenaga kerja (labour);
  3. modal (capital);
  4. skill kewirausahaan (entrepreneurship).

 

1. Faktor produksi tanah atau sumber daya alam

Faktor produksi tanah mutlak harus ada pada setiap proses produksi. Faktor produksi tanah adalah segala sesuatu yang berasal dari atau disediakan alam.

Dengan kata lain, segala sumber asli yang bukan berasal dari kegiatan manusia, seperti

  1. tanah;
  2. air/tenaga air;
  3. ikan baik dari sungai, danau, maupun ikan dari laut;
  4. iklim cuaca, curah hujan, arah angin;
  5. tenaga alam (tenaga penumbuh misalnya pertanian, perikanan);
  6. bahan tambang, bebatuan, dan kayu;
  7. binatang ternak dan bukan ternak.

2. Faktor produksi tenaga kerja

Tenaga kerja menurut  kualitasnya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

  1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan, seperti guru, dokter, akuntan, dan
  2. Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian dari pengalaman dan latihan, seperti montir dan sopir.

Tenaga kerja tidak terdidik  dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour) adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan terlebih dahulu, seperti pesuruh dan buruh kasar.

Pemerintah sangat memerhatikan kesejahteraan tenaga kerja dengan mengeluarkan peraturan dan perundang-undangan perlindungan  tenaga kerja dan pemberian fasilitas, baik fasilitas kesehatan maupun fasilitas untuk  meningkatkan keterampilan, misalnya dana untuk pendidikan/latihan.

3. Faktor produksi modal

Menurut  ilmu ekonomi modal adalah barang-barang modal (real capital goods) yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain, termasuk yang menghasilkan jasa dan modal berupa uang (money capital) yang tersedia di perusahaan untuk  membeli mesin-mesin serta faktor-faktor produksi.

Modal uang (money capital) adalah dana yang digunakan untuk membeli barang-barang modal dan faktor produksi lainnya. Yang dimaksud modal dalam faktor produksi ini adalah barang- barang modal (real capital goods), yaitu  setiap barang yang digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa lain, misalnya mesin-mesin, pembangkit tenaga listrik, gedung, jalan raya, gudang, serta peralatan-peralatan lainnya. Barang-barang modal ini dihasilkan oleh proses produksi  tidak langsung (indirect production). Macam-macam modal dapat dilihat pada Bab I.

4. Faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)

Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar, diraba, tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui  dengan melihat  produk  yang dihasilkan.  Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat  mengendalikan  perusahaan secara baik  dengan menghasilkan produk  dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung risiko.

Keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha terdiri dari:

  1. managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai tujuan;
  2. technical skill, yaitu  keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga berjalan dengan baik;
  3. organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha, tidak hanya intern perusahaan yang brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk

Fungsi Produksi

Kegiatan produksi  menyangkut  dua persoalan utama. Persoalan pertama menyangkut  input  (masukan), yaitu  segala sesuatu yang dimasukkan dalam proses produksi. Misalnya, bahan mentah, modal, dan mesin-mesin. Input tersebut sebelumnya telah kita kenal dengan istilah faktor-faktor  produksi.  Persoalan kedua, menyangkut output (keluaran), yaitu hasil yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan demikian, fungsi produksi adalah hubungan fungsional yang terdapat antara input dan output. Dalam hal ini output merupakan akibat.

Persamaan fungsi produksi

Secara matematika, fungsi produksi  merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output. Persamaan tersebut dapat ditulis dengan simbol sebagai berikut.

B = f  (S, T, M, KT)

Keterangan :

B = jumlah barang/jasa yang dihasilkan (output)
f = fungsi, simbol persamaan fungsional
S = sumber daya alam
T = tenaga kerja
M = modal/sarana dan teknologi
KT = kewirausahaan dan teknologi

Perilaku Produksi yang Mengutamakan Kepentingan Rakyat

Motif utama sektor produksi ingin memproduksi barang dan jasa adalah memperoleh laba. Laba dalam pengertian sederhana adalah total penerimaan dikurangi  total pengeluaran. Dua unsur utama tersebut adalah total penerimaan dan total pengeluaran. Perusahaan selaku produsen, untuk memperbesar laba, berusaha semaksimal mungkin  menekan pengeluaran dengan cara menekan upah buruh, mengurangi mutu, dan sebagainya. Perusahaan sebagai pelaku ekonomi haruslah selalu mengedepankan kepentingan masyarakat. Tidak sewajarnya dalam mencapai laba yang tinggi perusahaan mengorbankan kepentingan masyarakat dengan cara pembuangan limbah  sembarangan, polusi, dan pemberian upah yang rendah.

Untuk menciptakan perilaku produksi yang mengutamakan kepentingan masyarakat, perusahaan selaku produsen haruslah menanamkan hal-hal berikut.

1. Memberikan keuntungan bagistakeholders

Stakeholders yaitu pihak-pihak yang terkait, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

2, Memberikan sumbangan sosial

Perusahaan harus memberi sumbangan pada pembangunan sosial suatu negara secara keseluruhan dengan menciptakan lapangan kerja yang produktif dan membantu meningkatkan daya beli masyarakat secara keseluruhan.

3. Menumbuhkan rasa saling percaya

Perusahaan harus menyadari bahwa kelurusan hati, ketulusan, kejujuran, sikap memegang teguh janji, dan transparansi bermanfaat tidak hanya bagi kredibilitas dan stabilitas bisnis sendiri, tetapi juga bagi kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.

4. Menghormati aturan

Aturan-aturan yang ditetapkan, seperti larangan monopoli, harus dihormati agar tidak terjadi penguasaan oleh pihak-pihak tertentu terhadap masyarakat dirugikan.

5. Sikap hormat terhadap lingkungan alam

Perusahaan wajib melindungi dan dengan cara-cara tertentu meningkatkan lingkungan alam, mendukung pelestarian alam, dan mencegah terjadinya pemborosan sumber daya alam.

6. Menghindari operasi-operasi tidak etis

Praktik-praktik, seperti penyuapan, pencucian uang, pe- nyelundupan, narkotika, dan inside trading haruslah dihindari.

Hukum Hasil Lebih yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)

Untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat tidak ada jalan lain yang dapat dilakukan, kecuali peningkatan produksi. Hal ini berarti harus terus- menerus diadakan penambahan input. Karena keterbatasan faktor produksi, walaupun dilakukan penambahan input terus-menerus, pada suatu saat akan terjadi kenaikan output yang tidak seimbang dengan input yang telah digunakan. Hal ini berhadapan dengan hukum hasil lebih yang semakin menurun yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Hasil penelitian David Ricardo

David Ricardo (1772–1823) seorang ahli ekonomi yang terkenal dari Inggris, mengemukakan salah satu kaidah ekonomi, yaitu hukum hasil lebih yang berkurang (the law of diminishing return). Menurut David Ricardo, jika kita menambah terus-menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap maka mula-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing returns) tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita akan peroleh akan semakin berkurang (diminishing returns).

Sebagai contoh, perluasan produksi pertanian dengan menambah faktor produksi tenaga kerja pada sebidang tanah akan memberikan tambahan hasil yang paling meningkat. Meningkatnya tambahan hasil tersebut berjalan terus sampai tercapai kombinasi faktor-faktor produksi yang paling tepat, yaitu pada waktu diperoleh tambahan hasil yang paling tinggi. Jika hal tersebut sudah tercapai, penambahan tenaga kerja selanjutnya akan memberikan tambahan hasil yang semakin menurun bahkan tidak memberikan hasil sama sekali dan akhirnya menjadi negatif.

2. Hasil lebih sebidang tanah

Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan dengan tabel sebagai berikut.

Dari angka-angka dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah output (Total Product) memang bertambah sebagai akibat ditambahnya jumlah tenaga kerja tetapi hasil lebihnya (Marginal Product) tidak selalu sebanding. Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa Marginal Product (MP) yang tertinggi didapat ketika jumlah tenaga kerja berjumlah empat orang dan Total Product (TP) tertinggi adalah 53 yaitu ketika Marginal Product (MP) = 0.

Keadaan tersebut dapat digambarkan dalam kurva sebagai berikut.

3. Berlakunya The Law of Diminishing Return

Setelah diadakan penelitian oleh pakar-pakar ekonomi lainnya, ternyata hukum ini berlaku juga pada perusahaan yang kemampuan faktor produksinya terbatas.

Berlakunya the law of diminishing return diperlukan beberapa asumsi.

  1. Salah satu faktor produksi (misalnya, tanah pada pertanian atau mesin pada industri) harus tetap sehingga perbandingannya saja yang berubah.
  2. Teknik produksi yang diterapkan dalam proses produksi tetap. Jika tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih berarti dapat mempertinggi produktivitas setiap tenaga kerja, hukum tersebut tidak berlaku.
  3. Daya kerja (produktivitas) faktor produksi yang diubah harus sebanding (sama). Seandainya faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerja maka tingkat pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama terhadap pekerjaan yang dimaksud.

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan